Kamis, 20 Februari 2014

Berdamai Dengan Hati

Kembali aku terbangun dengan perasaan jengah. Entah sudah kesekian kali aku terbangun dengan mimpi aneh itu. Mimpi yang sama sekali tidak pernah aku inginkan hadir dalam tidurku, mimpi yang ingin kuhindari. Ya, mungkin dulu aku selalu mengharapkannya hadir menghiasi tidurku, tapi sungguh, sekarang aku benar - benar ingin mengenyahkannya. 

Dulu, jauh sebelum aku bersamanya, kisah inipun berawal dari kehadirannya dalam mimpiku. Saat itu sungguh aku tak habis pikir, bagaimana bisa aku bermimpi tentang sesorang yang bahkan tidak aku kenal, tiba- tiba datang menghampiri dan tanpa keraguan merebahkan kepalanya dipangkuanku. Hingga sampai berjalannya waktu, diapun datang di dunia nyataku sebagai orang yang mengaku mencintaiku. Ya, masih sangat jelas ingatan itu, malam saat dia memintaku untuk menjadi kekasihnya. Betapa tidak pedulinya dia tentang segala perbedaan diantara kami, yang menurutku semua itu akan jadi sumber masalah dalam hubungan kami. Betapapun aku katakan padanya bahwa, mungkinkah semua akan baik - baik saja jika menjalin hubungan ini? dan dia dengan mantapnya menjawab bahwa dia yakin semua akan baik - baik saja, tapi tentu saja jika aku mau berusaha juga bersamanya. Dan apa yang aku khawatirkan terjadi juga.

Tiga belas bulan. Ya, ternyata hanya selama itu aku bisa bertahan dengannya. Banyak hal terjadi, dari "masa penggantungan" yang dia lakukan terhadapku, pertengkaran kecil, hingga pertengkaran yang berujung putusnya hubungan kami yang bahkan terjadi seminggu saat hubungan kami mencapai usia satu tahun. Walaupun akhirnya kami kembali bersama dan itu hanya bertahan satu bulan karena setelah itu aku kembali dia putuskan. Ironis memang, dua kali putus dan akulah yang diputuskan olehnya. Walau begitu tetap masih ada kisah indah yang kami ukir bersama.

Aku sungguh bisa menerima keputusannya saat itu, dan aku berpikir, untuk apa mempertahankan hubungan yang sudah tidak nyaman untuk kami berdua. Sampai akhirnya aku mengetahui tentang pengkhiatan yang dia lakukan dibelakangku, hingga aku baru menyadari bahwa dia telah menemukan wanita lain, menjalin hubungan dengan wanita itu bahkan saat dia masih bersamaku. Perasaan nrimo yang tadinya ada, sekarang berubah menjadi rasa sakit dan benci. Terlambat memang mengetahui hal itu, dan aku bisa apa? toh sekarang dia bukan milikku lagi. Tapi tetap saja, perasaan terkhianati itu ada dan sangat menyakitkan. Rasa sakit ini sungguh tidak mudah untuk dihilangkan, bahkan setelah setahun aku berusaha untuk menyembuhkan laraku, sepertinya masih saja menyisakan kebencian dalam hati ini. 

Aku tahu ini tidak baik untukku, ini sangat tidak menyehatkan hatiku, aku tidak akan bisa bebas jika aku masih memendam benci ini. Dan aku memutuskan untuk berdamai dengan hatiku, aku melepaskan semua. Rasa benci, dendam, perasaan terkhianati dan secuil cinta yang dulu masih berbekas, semua aku lepas. Aku ingin hatiku legowo dan bisa memulai lembaran baru dalam kisah hidupku. Tapi entah kenapa, dan aku sungguh tidak habis pikir tentang apa yang terjadi padaku. Bagaimana bisa setelah sekian lama aku mendamaikan hati ini dan melupakan semua, pria itu datang kembali dalam mimpiku. Tidak hanya sekali, entah berapa kali dia datang. 

Dan malam tadi dia kembali datang, dalam mimpiku aku mendengar bahwa dia sedang dirawat di rumah sakit, ibunya memintaku datang karena beliau bilang putranya yang sedang sakit itu sangat ingin bertemu denganku. Walau enggan, toh akhirnya aku datang juga setelah ibunya membujukku berkali - kali. Aku menyusuri lorong rumah sakit mencari ruangan tempat dia dirawat. Sampai akhirnya aku melihat sosok ibu yang aku kenal, saat melihatku dia langsung memintaku untuk menemui putranya dan bilang kalau putranya sangat merindukanku. Setengah bingung aku melangkah memasuki ruangannya, kaget aku melihat pria itu berdiri menyambutku, dan tak kulihat tanda - tanda orang sakit padanya. 
Tersenyum, dia menyambutku sambil berkata "aku kangen kamu". Aku tertegun mendengar ucapannya, bagaimana bisa?
"Bukankah kau sedang sakit, tapi mengapa sepertinya kau sangat sehat?"
"Aku tidak sakit, aku kangen kamu, sangat . . . " ucapnya.
"Kalian membohongiku!!" rutukku.
"Aku hanya ingin bisa bertemu denganmu, aku pikir hanya dengan inilah kamu mau datang menemuiku." jelasnya.
Aku terbangun setelahnya. Bagaimana bisa aku mendapat mimpi seperti itu?
Saat aku sudah berdamai dengan hatiku, saat aku sudah merelakan semua. Tapi . . . benarkah aku sudah melakukannya? rasanya tidak pantas jika aku katakan ini adalah perasaan rindu. 

Aku pernah mendengar sebuah quotes "A dream is a wish your heart makes." Jangan sampai itu terjadi padaku, Tuhan. Aku tidak rela jika hati ini masih merindukan pria yang mengkhianatiku. Dan aku juga sama sekali tidak menginginkan untuk kembali bersamanya. "Mungkin itu hanya mimpi yang menyesatkan, jadi aku tidak perlu mempedulikannya." logikaku berteriak. Ya, pasti begitu . . .
Aku tidak tahu skenario apa yang sedang Tuhan mainkan untukku, aku hanya berharap agar aku tidak perlu kembali ke pelukkan orang yang telah mengkhianatiku. Aku hanya ingin bisa membuka hatiku dan memulai sesuatu yang baru, cinta yang baru, tanpa perlu menyakiti hatiku, tanpa perlu melanggar prinsipku. Ya, aku menginginkan cinta yang bisa berdamai denganku, cinta yang tidak membuatku lelah karena hanya aku saja yang memperjuangkannya. Semoga . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar