Rabu, 06 November 2013

Yeah I am single, is that a problem??



Hei, entah kenapa ya, kalo kita lagi jombo itu kok kayaknya masalah banget buat orang - orang di sekitar kita. Padahal kita yang jomblo aja nggak masalah dengan hal itu, tapi kenapa orang - orang sekitar kita itu merasa berkewajiban "membantu" dengan keadaan kita yang lagi jomblo. Oke, mungkin itu karena mereka concern sama kita, mereka care sama kita, tapi kalau level care mereka sudah tahap mengganggu, bagaimana?ga enak juga 'kan?

Itu yang sekarang sedang saya alami, saya memang jomblo (tapi ini bukan lagi promosi lho yaa :p), udah hampir setahun deh kayaknya. Tapi saya enjoy kok, beneran. Saya nggak merasa uring - uringan karena melihat teman - teman saya yang lain punya pasangan, dan saya merasa hidup saya lebih tenang karena saya nggak harus ribet melakukan "kewajiban" selayaknya orang pacaran, you know what I mean laah, keuangan saya juga bisa lebih hemat (haha tahu sendiri 'kan kalau orang pacaran pasti harus punya budget lebih buat pulsa, kencan, hadiah etc.), dan yang paling penting saya jadi punya lebih banyak me time sekarang.

Tapi ternyata pemikiran saya itu nggak sama dengan teman - teman saya, mereka menganggap yang belum punya pasangan ya harus punya, dan mungkin mereka merasa harus mencarikannya. Hal itulah yang membuat mereka hobi banget menjodoh - jodohkan saya dengan kenalan - kenalan mereka. Awalnya sih saya biasa saja dan memaklumi mereka, saya anggap itu karena mereka care terhadap saya, paling saya cuma mesem - mesem saja kalau mereka ledekin gitu. Sampai sekarang ada empat orang cowok yang dijodoh - jodohin dan katanya suka sama saya, tapi ya itu, baru kata teman - teman saya, orang yang bersangkutan malah belum terlihat kalau beneran suka sama saya atau tidak. Kalau memang benar orang yang bersangkutan suka sama saya sih, oke saja, saya merasa tersanjung malah karena ternyata banyak yang nge-fans sama saya (hoho jadi berasa seleb), tapi kalau yang bersangkutan ternyata enggak dan malah merasa terganggu dengan jodoh - jodohan itu gimana? (sekali lagi) ga enak juga kan??

Oh iya, dengan jomblonya saya juga kadang bikin bingung. Bukan apa - apa ya, saya itu bingung aja, kalau misalkan ada cowok yang saya lihat gelagatnya suka sama saya, tapi saya nggak suka dia (dalam artian cinta lho ya), terus dia ngajakin saya jalan sampai berkali - kali. Awalnya sih saya menolak secara halus ya, tapi lama - lama nggak enak juga dan akhirnya saya mau dengan ajakannya, karena saya pikir saya 'kan free, sedang tidak ada ikatan dengan siapapun jadi saya bisa dong jalan dengan teman - teman saya? Yang jadi masalah adalah ketika cowok yang ngajakin saya jalan berpikir lain, dalam artian dia menganggap bahwa kalau saya menerima ajakan dia, berarti saya ada respon untuknya dan bisa jadi punya perasaan sama dengan si cowok itu. Padahal kan maksud saya hanya menerima ajakan sebagai teman. Kalau sudah begitu 'kan saya jadi nggak enak ya...takut dikira PHP doang :(

Well, what i want to say is : "love isn't what the mind thinks, but what the heart wants". Jadi kalau misalkan kita memilih / mencari pasangan, karena kita terpengaruh teman - teman kita yang sudah punya dan kita belum, padahal itu karena kita belum menginginkannya berarti itu bukan cinta, tapi tekanan hehe
Jadi carilah cinta saat kita benar - benar menginginkannya, bukan karena orang lain, tapi karena kita sendiri yang menginginkannya.
See you in my next article :)

My First Climb :D



Yay!! Akhirnya kesampean juga buat naik gunung hehehe
Yup, di pendakian saya yang pertama saya memilih Gunung Papandayan Garut. Sebenarnya bukan milih juga sih, soalnya emang karena yang punya acara ngajak kesitu jadi ya akhirnya saya ke Papandayan. Tapi kata orang - orang sih buat pemula macam saya Gunung Papandayan adalah pilihan tepat, tapiiiiii ternyata nggak tuh :/ tetap saja saya agak ngos---eh, bukan agak sih tapi beneran ngos - ngosan :(
Iyaa, saya beneran ngos - ngosan waktu naik ke puncak. Mungkin karena sudah lama saya nggak lari kali ya, jadi berasa banget capeknya. Padahal ngelihat teman - teman saya yang lain sepertinya mereka enjoy banget, bikin ngiri. Tapi ya demi harga diri ini, saya terus berjuang naik dan taraaaaa akhirnya sampai juga di camp-nya. Oh iya, sebelum sampai di tempat campingnya, kami melewati hutan mati. Kenapa disebut hutan mati?? saya juga nggak tahu pasti sih, tapi berdasarkan bukti - bukti di depan mata, saya bisa bilang disebut hutan mati karena pohon yang tumbuh disitu tidak memiliki daun alias cuma batang pohonnya doang. Bau belerang juga teramat kuat disitu, jadi jangan lupa bawa masker ya pas main kesini :) Ini  nih penampakan hutan matinya

Sampai di tempat camping saya dan rombongan langsung mendirikan tenda, karena saya masih newbie, saya paling cuma bantu - bantu narik sana sini (emang becak??) dan ini diaa tenda pertama yang saya dirikan di gunung :D (lebih tepatnya bang Tege sih yang diriin hehe)

Setelah tenda berdiri tegak acara selanjutnya bebas, makan, tidur - tiduran, ngobrol, baca buku, anything!! sore hari sebelum malam menjelang kami sempatkan mencari kayu bakar untuk acara api unggun malam nanti (Yay!!it's been long time for campfire). Acara api unggun kami manfaatkan untuk berkenalan satu sama lain, kami sharing juga tentang tempat seru mana saja yang sudah kami datangi. Api unggun selesai, waktunya tidur. Kami berencana untuk mendaki puncak Gunung Papandayan esok paginya, jadi kami tidak tidur larut. Bermalam di Papandayan ternyata cukup menggetarkan tubuh kami (Mba Ike dan saya sih lebih tepatnya, nggak tahu deh kalo yang lain, tapi kata Bang Tege dinginnya malam itu termasuk hangat, bakal lebih dingin lagi kalau musim kemarau katanya) walaupun kami sudah masuk sleeping bag dan beralaskan matras tapi tetap saja kami gemetaran sepanjang malam. Pukul 04.00 pagi kami bangun dan bersiap mendaki ke puncak. Kami selesai bersiap pukul 04.30 dan langsung berangkat.
Perjalanan ke puncak ini sukses bikin saya ngos - ngosan (lagi??) silahkan kalau kalian ingin tertawa :/
Dan sekali lagi saya mengambinghitamkan olahraga yang jarang saya lakukan, sebagai penyebab ngos - ngosannya saya saat itu. Saat itu saya baru yakin betapa pentingnya berolahraga untuk tubuh saya. Tapi tetap saja saya berusaha untuk tidak ketinggalan dari teman - teman saya yang lain, and finally, sampai juga saya di padang edelweis Gunung Papandayan :D


Tadinya kami berencana melanjutkan pendakian sampai ke puncak, tapi karena sepertinya alam mengerti kondisi saya yang sudah capek (hoho) dan memutuskan menurunkan hujan, sehingga akhirnya rombongan sayapun tidak melanjutkan perjalanan ke puncak, dan memutuskan untuk turun saja. Alhamdulillaah ... :D
Menurut saya, perjalanan turun jauh lebih menyenangkan dan saya nggak ngos - ngosan lho, malah rasanya saya bisa berjalan dengan ringan, cuma ya itu, karena habis turun hujan, jalannya jadi licin.
Overall saya sangat menikmati pendakian pertama saya ini, dan rencananya saya akan mendaki lagi (nggak kapok ceritanya :D) ke Gunung Pangrango Desember nanti, so see you in my next trip :)