Rabu, 12 Februari 2014

The DestinASEAN


Pertama tahu buku ini dari blognya Mas Ariev Rahman. Gue sendiri lupa gimana ceritanya bisa tahu blog Mas Ariev, tapi gue seperti menemukan obat stres baru saat menemukannya, selain tulisannya segar karena sering berhasil membuat gue ketawa sendirian di kantor, juga karena isinya tentang jalan - jalan, which is my new hobby yang bikin gue ketagihan. Oke, nggak usah lama - lama intronya.

Bagian The DestinASEAN yang paling gue suka adalah bagian yang menguak sejarah berbagai tempat yang menjadi latar buku ini. Biasanya cerita tentang sejarah itu gampang banget bikin orang mengantuk, apalagi dulu jaman masih di bangku sekolah, udah pelajaran terakhir, perut udah keroncongan, tapi kalo melihat guru gue yang lagi ngajar dengan semangat '45 jadi nggak tega kalo gue tinggal tidur, dan mungkin karena gue memang suka sejarah kali ya . . .(tapi ini nggak berarti gue hafal semua tahun kejadian dalam sejarah lho hehe). Buku ini menceritakan sejarah dengan cara yang segar dan berbeda. Para penulis mampu membawa gue ikut berimajinasi tentang apa yang sedang gue baca. Banyak kisah yang ternyata baru gue tahu setelah membaca buku ini, yang bahkan nggak ada di buku - buku pelajaran sejarah yang gue punya (kaya punya banyak buku sejarah aja lu!).

Oke next, bagian yang gue kurang suka dari buku ini adalah warna cover buku yang menurut gue kurang kece. Kalo gambarnya sih menurut gue udah oke, karena disitu ada gambar tempat - tempat yang menjadi khas negara masing - masing. Gue juga suka gambar yang ada di cover belakang, orang yang bergaya, berjajar dengan membawa koper atau backpack disamping bus, keren banget rasanya kalo gue ada diantara mereka hehe...Oh iya, ada koreksi juga dikit tentang penulisan prefiks "di-" yang kadang ketuker penulisannya antara kata depan dan imbuhan, itu aja sih paling. Kalo untuk masing - masing penulis gue ada reviewnya juga nih, monggo cekidot :)
  • Roy Saputra (Menemukan Rumah di Makati)
    Gue paling berkesan sama tulisan dia di buku ini. Jujur gue baru pertama baca tulisan dia disini, tapi walaupun gue baru pertama baca, gue langsung suka dengan tulisannya. Roy, dengan gaya nulisnya itu bisa membawa gue untuk merasakan juga perasaan excitednya saat jalan - jalan tengah malam di Makati. Membawa gue untuk bisa merasakan suasana tengah malam yang damai, seakan gue juga ikutan jalan disampingnya diatas trotoar Ayala Center. Andai . . .
  • Ariev Rahman
    Cowok penghibur. Ehm, maksud gue bukan penghibur yang ada di club - club lho ya. Ariev, dengan tulisan khasnya di blog, selalu bisa menghibur gue ditengah kepenatan menghadapi kerjaan di kantor. Tapi tulisan dia yang pertama di buku ini (Mamacation), gue agak kecewa karena entah mengapa tulisan dia nggak berhasil membuat gue ketawa. Mungkin karena gue biasa baca blognya dan bisa ketawa - ketawa sendiri kali ya, jadi gue punya ekspektasi tinggi tentang tulisannya (as you know, Ariev adalah salah satu yang saya tunggu ceritanya dalam buku ini).
    But, saat gue terus membaca lembar demi lembar buku ini, dan ketemu lagi sama tulisan Ariev yang kedua (Fairy Stream), gue merasa kembali menemukan Ariev yang gue kenal di blog. "Cheap gundulmu! Setelah perbuatan tak senonoh yang engkau lakukan dan saya tak sempat nikmati tadi!" Dan seneng banget karena akhirnya dia bisa memenuhi ekspektasi gue, hahaha.
  • Puti Karina
    Cerita yang disertai gambar tentunya akan menjadi nilai plus bagi seorang penulis karena dapat membantu pembaca untuk dapat berimajinasi, apalagi jika gambarnya berupa sketsa yang dibuat sendiri oleh penulis itu (tambahin lagi plusnya, oke sip!). Gue juga suka cara Puti mengisahkan sejarah dengan penulisan paragraf dan narasi yang berbeda dari biasanya.
  • Eka Situmorang
    Kisah petualangannya bikin gue iri. Nggak ada yang lebih membahagiakan selain dari berjodoh dengan orang yang sama - sama punya hobi travelling. Seneng banget kan, bisa jalan - jalan ditemani orang terkasih. Apalagi sebagai cewek, jalan - jalan ditemani suami pastinya bakal asyik banget, soalnya kemana - kemana ada bodyguard yang jagain, terus kalau capek ada yag bantu bawain tas/koper, terus kalau haus bisa minta tolong beliin es cendol Penang, teruuuuus . . . cukup!!
  • Susan Poskitt
    Dongeng yang disuguhkan dalam 7 lembar halaman yang banyak menguak sejarah Laos. Singkat tapi cukup dapat menggambarkan apa yang dulu pernah terjadi di Laos. Walaupun pas di awal gue butuh konsentrasi lebih untuk memahami, mungkin karena efek baru pulang gawe kali yaa, jadi rada lemot deh.
  • Dendi Riandi
    Awal baca udah ketahuan banget nih orang pasti lebay gila, suka banget mikir yang aneh - aneh. Pake ngebayangin jadi sexy dancer segala lagi, ckckckck.
    Dendi adalah penulis pertama dalam buku ini yang berhasil bikin gue ketawa ngakak (sebelum - sebelumya gue cuma mesem cantik). Cara dia nge-jokes oke, cara dia cerita oke, kalau tampang Dendi, oke ga yaaaa?
    Oke lanjut, cerita tentang sejarah yang disajikan tetap dengan gaya khas Dendi, membuat gue nggak merasa ngantuk saat membaca sejarah Kamboja yang kelam, walaupun saat gue baca kisahnya sudah masuk jam tidur gue, tapi rasanya pengen terus melanjutkan sampai kelar.
  • Adis Takdos
    Siaaaal, gue ketipu!! Itu ungkapan yang pertama keluar saat gue kelar baca Shutter Love, dan sadar bahwa "Aku/Gege" adalah sebuah BENDA. Dari awal emang udah curiga sih, kok bisa - bisanya 2 cewek dan 1 cowok jalan bareng bertiga, dimana salah satu ceweknya adalah kekasih sang cowok. Kalau gue sih ogah banget jadi obat nyamuk begitu, dengan begonya gue sempet mikir sampe segitunya. Oke tarik nafas,piuuuh! Satu kata buat Adis, Mengejutkan. Selesai, terima kasih.
  • Marischka Prudence
    Menyingkap sejarah Perang Dunia II saat diving, buat gue itu adalah sesuatu yang langka. Dia juga menyelipkan informasi sekilas mengenai diving which is salah satu kegiatan travelling yang sampe sekarang belum pernah gue lakukan. Cara dia cerita saat penemuan "burung besi", ikut membawa gue untuk berimajinasi seakan gue bisa melihat saksi Perang Dunia II ini, yang sekarang tertidur lelap di dasar laut. Perasaan excited dan seolah menemukan harta karun bak di film - film Holliwood juga ikut gue rasakan saat membaca kisahnya. Dan gue suka banget dengan kata - katanya, destinasi utama di ASEAN adalah perjalanan tanpa paspor (Indonesia). Rasanya negeri kita ini memang nggak ada habisnya sebagai dentinasi jalan - jalan, karena memang banyak tempat yang keren. Aseeeek :D
  • Oryza Irwanto
    Paling suka sama kisah kedua Oryza dalam buku ini. Sampai nunjukin paspor segala gara - gara dikira orang Pinoy sama pengemudi rickshaw. Beneran being local tuh haha.
  • Venus
    Iri banget sama Venus yang bisa pijat - pijat ditengah travelling (katanya paling anti pijaat, tapi....)
    Oh iya, gue menyayangkan kesempatan Venus menyusuri tunnels yang nggak sampai selesai, rasanya gue penasaran banget apa yang ada di ujung tunnels tersebut. Tapi ya, gue nggak bisa maksain juga kan, gue juga bisa ngebayangin sih gimana perasaan dia pas ada di dalam tunnels yang dijadikan tempat perlindungan bangsa Vietnam selama bertahun - tahun demi menghindari pembantaian. Gue yakin aura mistis disana pasti kuat banget (sotoy tingkat dewa).
Baiklah, akhirnya kelar juga gue mereview The DestinASEAN. Bagaimanapun secara keseluruhan gue suka dengan buku ini. Apalagi dalam buku ini informasi yang disampaikan detail di tiap - tiap perjalanan, seperti berapa jarak yang ditempuh, berapa banyak yang musti kita bayar saat menggunakan jasa tour guide, masuk ke suatu tempat bahkan ongkos kendaraan yang digunakan. Dan review ini gue tutup dengan make a wish "hopefully i can travel around ASEAN" aamiiin . . .
Note : itu kalimat yang pertama gue tulis di halaman pertama saat buku pesenan gue ini dateng.
See you :)

2 komentar: